*Semarang Kaline Banjir*....
kata yang sering aku dengar diiringi alunan musik, adalah penggalan lirik lagu dari Waljinah yang berjudul *Jangkrik Genggong*, dan aku gak tau apa artinya,
Aku berangkat dari Surabaya pukul 06.00 wib menggunakan kereta api dari Stasiun Pasar Turi untuk menemui saudaraku di Kota Semarang, perjalanan ku melewati Gresik, Lamongan, Tuban, dan seterusnya sampai tiba di Stasiun Tawang Semarang sekitar pukul 10.15.
St. Tawang - Semarang |
Kabar mengejutkannya adalah ternyata saudaraku yang si kota Semarang berangkat ke Yogyakarta untuk menghadiri upacara kematian kerabat mereka.
Karna aku tak punya tujuan akhirnya aku singgah di sebuah penginapan di daerah Semarang untuk menginap satu hari, aku menginap di dekat Stasiun Tawang dimana bangunannya masih merupakan bangunan stasiun kuno.
GEREJA MBLENDUK
Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat Immanuael atau orang sekitar biasa menyebutnya dengan Gereja Mblenduk, adalah bangunan gereja kuno yang dibuat pada tahun 1753, pastinya tahun itu tahun dimana Indonesia masih belum merdeka dan masih di jajah Belanda, jadi arsitekturnya masih dengan gaya khas Neo-Klasik dan tampak kontras dengan bangunan di sekitaranya.
Gereja Mblenduk - Semarang |
Kota Tua - Semarang |
Gereja ini disebut Gereja Mblenduk karena gereja yang berada di jl Letjend Suprapto No. 32 ini berbentuk seperti kubah atau orang jawa bilangnya dengan kata mblenduk. Gereja ini berada di kawasan kota lawas dan bila malam tiba bentuk dan lampu-lampu penerangan jalan serasa layaknya kita berjalan di sebuah kota daerah Eropa
LAWANG SEWU
Hari semakin sore di kota semarang, sebelum senja tiba aku beranjak untuk berwisata kembali di situs kuno iconik kota semarang, yaitu lawang sewu atau dalam bahasa indonesia disebut seribu pintu, ya lawang sewu ini adalah salah satu bangunan kuno yang juga peninggalan belanda, sebenarnya pada masa belanda lawang sewu adalah kantor perusahaan kereta api pada jamannya.
Lawang Sewu ini di dirikan pada tahun 1904 dan rampung pada tahun 1907, pada waktu itu Lawang Sewu diperuntukan perkantoran NIS (Nederlands(ch)-Indische Spoorweg) atau Kantor Pusat Perkeretaapian Semarang kala itu.
Pembangunan Lawang Sewu dirancang oleh arsitek asli belanda bernama Prof, Jacob F. Klinkhamer (TH Delft) dan B.J. Quendag yang berdomisili di Amsterdam, waktu itu perancangan cetak biru dilakerjakan di Belanda dan dibawa ke Semarang baru pembuatannya diselesaikan.
Lukisan - Lawang Sewu |
Lawang Sewu |