Mengapa aku selalu berfikir tentang keadaan ketika pulang?, hari mulai menunjukan pukul 3 sore, semakin lama aku berjalan dan semakin jauh aku melangkah, jauh dari rumah dan rasa nyaman.
"Kruyuk kruyuk" perutku mulai berbunyi, hari ini aku belum makan sama sekali, aku mencari warung makan yang ada di sekitar kota ini, ya kota bersejarah, kota yang jauh dari kampungku. Kota Pahlawan julukannya, disini banyak pahlawan kemerdekaan yang rela berkorban untuk negeri, persinggahanku dimulai disini dikota Surabaya,
"Pak, beli nasi.." kataku
" ada sop, lodeh, sayur asem, sampean mau yang mana?" sahutnya, "lodeh saja pak" timpalku padanya, "Iwak e Nopo mas..?", "Telor saja pak, gak pake Iwak!",
"berapa pak?..." tanyaku, " iki wolungewu mangatus (Rp 8500,- )" katanya, " makasih pak.."
dipinggir jalan ini aku berteduh, sembari aku memakannya aku melihat gedung-gedung yang menjulang tinggi, aku sedikit merasa seret karna cara makanku yang tergesa-gesa, "uhuk..uhuk..uhuk"
aku tersedak , orang menyebutnya cegukan. Aku meminum air yang aku beli dari penjual di warung kopi tadi siang, aku merasa lega dan makanan ini pun aku habiskan dengan lahap.
Aku berjalan kembali sampai kedepan bangunan berbentuk kubah berlambang bulan sabit, bangunan itu bertuliskan Al-Ikhlas,
"Moggo mas..", kata orang yang akan menuju bangunan itu, ya disini langkahku terhenti di bangunan masjid. Sejenak aku menghentikan langkahku dan memandang mereka membersihkan diri. Suara itu berkumandang dari pengeras suara masjid, dan kali ini aku teringat dengan kata-kata temanku,
"Roni, hidup itu harus penuh dengan ke-ikhlasan , kata orang jawa itu 'legowo', itu sing gawe aku selalu berbisik pada tanah untuk mengadu pada-Nya yang diatas"
aku melihat orang-orang yang berbisik pada tanah , mereka bersujud kepada yang diatas. Aku mulai merenung, terkadang aku merasa iri kepada mereka yang setiap lima kali sehari berbicara pada Tuhan, aku merasa iri bukan karna kepercayaanku yang berbeda, namun karna ketaatan mereka yang begitu setia.
Aku mulai berfikir untuk beristirahat sejenak sampai esok kembali, sembari aku merenung aku beristirahat di masjid ini , meskipun aku bukan penganutnya namun aku kembali melihat kedamaian di tempat ini, kedamaian yang membuat aku melihat kemana arah manusia seharusnya, dan aku menemukan arahku yang hilang, bukan tentang arah pulang, namun arahku menuju masa dimana aku akan pergi ke keabadian kelak.
"Ah, aku akan bermalam disini sambil menunggu pagi". kataku dalam hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar